BUDIDAYA IKAN BALITA



Ikan Balita adalah istilah untuk ikan mas yang dipanen saat masih berusia 30 -45 hari. Normalnya dipanen pada usia 90 hari atau 3 bulan . Peluang usaha budidaya ikan balita ini cukup prospektif . Kalau dijual hidup sebagai bibit , ikan emas cuman dihargai Rp 8.000 – 12.000/Kg . Sedangkan bila diolah menjadi ikan balita goreng bisa laku Rp 450.000 – Rp 500.000 /Kg . Pembibitan ikan balita hingga siap dipanen bisa dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama , pembenihan . Pasangan induk dipijahkan dalam kolam berukuran 2m x 2m . Kolam sebesar itu diisi 3 ekor ( 10 Kg ) induk betina , dan induk pejantan 3 ekor ( 10 Kg ) . Kolam dilengkapi dengan ijuk , sebagai tempat bertelur . Indukan siap pijah bisa dibeli seharga Rp 25.000 / ekor .


Sekitar 15 – 20 hari setelah dikawinkan , induk betina menghasilkan benih sebanyak 40 liter .Tiap satu liter berisi benur 6.000 – 6.500 ekor . Kolam pembenihan seluas 200 m2 butuh benih sebanyak 1 liter . Jadi kolam seluas 2.000 m2 butuh benur sebanyak 10 liter . Telur ditetaskan dan dipelihara dalam kolam pembenihan sampai usia 15 hari . Tahap berikutnya pembesaran benur disawah . Ikan mungil itu dijuluki kebul . Cara budidaya seperti ini sering disebut teknik mina padi . Benih ikan ditabur kesawah saat berusia 50 hari . Budidaya ini bisa dibilang Two in One , yaitu laba dari budidaya ikan dan padi . Sekitar 30 -45 hari kemudian , bibit ikan siap dipanen . Panen ikan dipanen 10 hari sebelum panen padi . Padi unggul dipanen di umur 110 hari .Cara pemanenan dengan cara mengeringkan petak sawah secara berlahan – lahan . Ikan balita dipanen dibersihkan sisik dan isi perutnya , dicuci bersih dan siap digoreng atau di bekukan .


BERIKUT ANALISA USAHA IKAN BALITA


Asumsi luas lahan sawah : 2000 m2


INVESTASI


Biaya Transisi & Penyempurnaan lahan : 123.000

Biaya Pengadaan Induk ( Rp 25.000/ekor ) : 125.000

Peralatan operasi : 142.000

TOTAL investasi : 390.000




BIAYA TETAP


Perkakas : 18.000

Rumah tangga : 200.000

Tenaga Kerja ( Rp 2000/kg ikan ) : 200.000

Pengepakan @ Rp 2000 , butuh 100 : 200.000

Total Biaya Tetap : 618.000

BIAYA TIDAK TETAP

Pupuk : 200.000

Biaya Lain : 100.000

Total Biaya Tidak Tetap : 300.000


BIAYA PRODUKSI

Biaya Tetap + Biaya Tidak Tetap =

Rp 618.000 + Rp 300.000 = Rp 918.000

HASIL USAHA

Rp . 50.000/ Kardus X 100 = Rp 5.000.000

Asumsi harga olahan ikan balita Rp 50.000 / 0.3 kg . Setiap 1 kg ikan segar setara 0.3 ikan balita olahan. Kapasitas produksi 100 Kg ikan basah atau 100 kemasan kardus .

KEUNTUNGAN

Hasil utama – Biaya Produksi =

Rp . 5.000.000 – Rp 918.000 = Rp 4.082.000

JANGKA WAKTU BALIK MODAL

(Biaya Investasi + Biaya Produksi ): ( keuntungan x periode ) =

Rp 390.000 + Rp 918.000 : Rp 4.082.000 = 0.320

Jika panen ikan masih menunggu sampai ikan berukuran besar untuk bisa dipasarkan, Namun berbeda dengan usaha budidaya ikan balita di Jalan Didi Prawira Kusuma Desa Cibeber Cianjur Jawa Barat, usaha budidaya ikan balita tidak perlu harus menunggu waktu lama sampai besar. Ikan seukuran ibu jari sudah bisa di jual ke pasar dan restoran dengan bentuk kemasan.


Dinamankan ikan balita karena ikan-ikannya berukuran mini. Harga bibitnya pun hanya Dua Puluh Lima Ribu Rupiah perkilonya. Satu kolam ukuran kecil bisa menampung 100.000 anak ikan. Pakan ikan sampai usia 15 hari atau sepanjang 1 sentimeter adalah campuran telur bebek dan pelet ikan.

Sang pemilik usaha sengaja membudidayakan anak-anak ikan mas dan nila tersebut untuk bisa langsung dijual ke restoran, pasar tradisional ataupun mini market dengan bentuk kemasan.

Bahkan, usaha ikan balita ini, tidak harus menunggu panen dalam waktu lama, pemilik usaha, Ayi Solihin mengaku bisa panen dua kali sehari untuk langsung dijual.

Sebelum dijual ke pasar, ikan yang sudah berukuran sebesar ibu jari, langsung di ambil dari kerambah, kemudian dibuang isi perutnya, hingga bersih. Setelah itu dimasukan kedalam kemasan denngan rapi agar konsumen bisa langsung memasaknya.

Selain menjual ikan balita basah, Ayi Solihin juga menjual ikan balita goreng, agar bisa langsung dikonsumsi. Ikan balita ini mengandung protein, kalsium dan omega satu. Penggemar ikan balita ini kebanyakan kelas menengah keatas, karena harganya cukup mahal, yakni Tiga Puluh Lima Ribu Rupiah perkilonya untuk ikan balita basah. Sedangkan untuk ikan balita goreng dijual dua puluh ribu rupiah perkemasan.

Sejak tiga tahun terakhir, konsumsi ikan mas dan nila balita sebagai lauk atau camilan, naik pesat. Ikan mas dan nila balita sendiri sangat digemari lantaran rasanya yang manis dan gurih.

Untuk memasarkan ikan ini, Ayi Solihin tidak kesulitan karena sudah mempunyai pelanggan tetap seperti restoran, katering,pasar-pasar tradisonal serta mini market di wilayah Cianjur.

Selain di Cianjur, penjualan ikan balita sudah merambah ke wilayah ke Jabodetabek dan Bandung. Ayi Solihin mengaku memperoleh omset dalam sebulan sekitar Dua Ratus Juta sampai Tiga Ratus Juta Rupiah.

Booming ikan mas balita sejak tahun 1997 ternyata menginspirasi banyak petani ikan untuk memanen ikan tawar lebih cepat. Jika sebelumnya ikan balita identik dengan ikan mas, kini berbagai ikan air tawar seperti nila, nilem, mujaer, lele, hingga gurame mulai banyak dipanen untuk dijadikan camilan ikan balita goreng kering.

Selain ikan mas balita, kini ikan nila balita dan nilem balita mulai diminati dan cukup digemari masyarakat. Selain sebagai lauk, ikan balita juga bisa dijadikan buah tangan. Sebut saja ikan mas balita yang dijadikan oleh-oleh khas Bogor, dan ikan nilem balita yang sejak lama terkenal sebagai oleh-oleh khas Tasikmalaya.

Syarat Budidaya

Baik ikan nila mapun ikan nilem bisa dibudidaya disetiap daerah yang memiliki aliran sungai atau selokan yang belum tercemar oleh limbah pabrik. Namun ikan nila sangat cocok dibudidaya di dataran rendah dengan ketinggian 0-700 mdpl, dan suhu 26-30 derajat. Nila juga sangat toleran terhadap kadar garam, sehingga bisa hidup dan tumbuh berkembang di air payau sekalipun. Sentra budidaya ikan nila menyebar di beberapa daerah seperti Cirata Jatiluhur, Cianjur, Tasikmalaya, Sukabumi, Gresik, Lamongan, Bali, Jambi, Lubuk Linggau, Karang Intan, serta Minahasa.

Nila Gift (Genetic Improvement for Farmed Tilapia) merupakan jenis ikan yang paling banyak dibudidaya untuk dijadikan nila balita. Pasalnya nila jenis ini lebih pesat pertumbuhannya dibandingkan dengan ikan mas. Nila jenis ini bisa dipanen dalam tempo 1 bulan. Hebatnya lagi dari 1 liter benih nila jenis ini bisa menghasilkan 100 kg nila balita, sedangkan ikan mas hanya sekitar 50-60 kg saja.
Sementara itu untuk nilem hanya cocok dipelihara di iklim sejuk dengan ketinggian mulai dari 150-1000 mdpl, tetapi yang paling baik adalah pada ketinggian 800 mdpl, dengan suhu antara 18-28 derajat.
Meskipun pertumbuhan ikan nilem tidak se-pesat ikan nila, namun ikan nilem sangat rendah biaya produksinya. Hal ini karena selama masa pembesaran dari banih menjadi ikan balita cukup memakan lumut dan plankton yang tumbuh secara alami di kolam. Hanya saja, untuk menumbuhkan pakan alami tersebut perlu memberikan kotoran ayam/pupuk kandang kedalam kolam.


Hal yang juga penting pada usaha ikan balita adalah sirkulasi air yang lancar. Untuk itu, budidaya ikan balita harus memiliki aliran air yang masuk kedalam kolam dengan kedalaman antara 50-70 cm. Dengan demikian gas amoniak dari kotoran ikan tidak menumpuk dan dapat menimbulkan penyakit.

Sangat Menjanjikan

Prospek usaha ikan balita ini sangat menjanjikan, karena jika budidaya pembesaran ikan nila maupun nilem perlu waktu antara 5-6 bulan, ikan nila balita sudah bisa dipanen sejak usia 1 bulan. Selain waktu panen yang singkat, harga jual ikan balita ke supermarket, katering dan restoran itu sangat tinggi. Untuk nila balita mencapai harga Rp.45 ribu/kg setelah dibersihkan bagian dalamnya.

Sementara itu untuk ikan nilem yang dipanen usia 2,5-3 bulan dijual dengan harga Rp.14 ribu/kg dari petani, Rp.17-20 ribu/kg bila dijual ke supermarket. Harganya bisa mencapai Rp.15 ribu/100 gram bila telah digoreng kering dan dikemas dalam plastik.

Mengingat pelaku usaha ini masih belum banyak, tentu peluangnya masih terbuka lebar. Apalagi permintaan baru terpenuhi sekitar 70% saja. Sebagai contoh saja, permintaan ikan nila balita perbulan saja lebih dari 4 ton, sedangkan dari tiap pemasok supermarketrata-rata hanya mampu menghasilkan 50-100 kg/minggu.


Pemasaran

Memang pelopor booming ikan balita adalah Katering dan Restoran Karuhun di Bogor, yang menyajikan menu ikan mas balita. Seiring permintaan yang terus meningkat, saat ini permintaan bukan hanya datang dari pengusaha restoran maupun katering. Permintaan juga banyak datang dari supermarket. Namun sayang, karena petani ikan juga melayani permintaan dari petani pembesaran ikan, akibatnya satu orang petani belum bisa memasok langsung ke supermarket, padahal selisih harga yang besar berada pada tingkat tengkulak. Petani masih belum bisa menyanggupi permintaan supermarket, jadi kebanyakan mereka jual ke tengkulak.


Kendala

Kendala penyakit budidaya ikan balita bisa dikatakan tidak ada. Hanya saja pada saat musim hujan bisa terjadi serangan virus yang membuat kulit ikan timbul bercak-bercak. Kalaupun ada kematian paling banyak hanya 10%.

Pemasaran yang terbatas ditingkat tengkulak juga jadi kendala untuk memperbesar tingkat keuntungan. Namun karena keterbatasan lahan dan modal yang diminta sebagai jaminan bila petani memasok produk ke supermarket dan pembayaran tempo membuat petani memilih menjualnya pada tengkulak.

Untung Besar

Usaha ini memang sangat menguntungkan. Selain waktu panen yang singkat, penggunaan pakan yang minim membuat usaha ini kecil biaya produksinya. Tak heran jika petani nilem balita bisa memperoleh keuntungan hingga 88%, karena nilem termasukherbivora, jadi hanya memakan lumut dan plankton, paling hanya diberi dedak sesekali. Kunci suksesnya adalah menggunakan kolam tanah yang memiliki aliran air sungai dan untuk menumbuhkan lumut dan plankton sebagai makanan alami, bisa dibuat sistem polikultur atau longyam, yaitu membudidaya ayam diatas kolam ikan. Dengan begitu kotoran ayam langsung jatuh kedalam kolam yang menyuburkan tanah sehingga memungkinkan untuk lumut dan plankton sebagaipakan alami dalam kolam.


SEMOGA BERMANFAAT, AMIN.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar